Senin, 08 September 2014

BAB I PROPOSAL PIJAT ASI DIV KEBIDANAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perempuan merupakan salah satu makhuk yang mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat mengandung, melahirkan dan menyusui. Kodrat yang diberikan kepada perempuan ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya, untuk  tempat tumbuh kembang janin selama di dalam kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui anak ketika ia sudah dilahirkan, artinya semua perempuan berpotensi untuk menyusui anaknya, sama  dengan potensinya untuk dapat mengandung dan melahirkan (Perinasia, 2010, hlm. 76).
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa post partum dini dan masa post partum lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus. Selain itu ibu sering benar mengeluhkan bayinya sering menangis atau menolak menyusu. Sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup atau ASI nya tidak enak, sehingga sering menyebabkan diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui (Maliha, dkk, 2011, hlm. 87).
Menyusui memberi anak awal terbaik dalam hidupnya. Diperkirakan lebih dari satu juta anak meninggal tiap tahun akibat diare, penyakit saluran napas dan infeksi lainnya karena mereka tidak disusui secara memadai. Ada lebih banyak lagi  anak yang  menderita penyakit  yang tidak perlu diderita jika mereka disusui. Menyusui juga membantu melindungi kesehatan ibu (Perinasia, 2007, hlm. 81).
Air susu ibu bisa mencerdaskan dan  meningkatkan kualitas generasi muda bangsa, setiap bayi yang diberi ASI akan mempunyai kekebalan alami terhadap penyakit karena ASI banyak mengandung antibodi, zat kekebalan aktif yang akan melawan masuknya infeksi ke dalam tubuh bayi. Saat ini sekitar 40 % kematian balita terjadi pada  satu bulan pertama kehidupan bayi, dengan pemberian ASI  akan mengurangi 22 % kematian bayi dibawah 28 hari, dengan demikian kematian bayi dan balita dapat dicegah melalui pemberian ASI Eklslusif secara dini dari sejak bayi dilahirkan di awal kehidupannya (Roesli, 2007, hlm. 45).
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Menurut Survei  Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian bayi (AKB) juga masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).  Kemenkes RI mengungkapkan penyebab kematian bayi di Indonesia, antara lain bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%), tetanus dan infeksi (15%), masalah pemberian minum (10%), masalah hematologi (6%), diare serta pneumonia (13%) (Depkes RI, 2008).
Besarnya manfaat ASI tidak diimbangi oleh peningkatan perilaku pemberian ASI sehingga bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik. Beberapa faktor diduga menjadi penyebab bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik salah satunya adalah faktor pengetahuan ibu.Keengganan ibu untuk menyusui karena rasa sakit saat menyusui, kelelahan saat menyusui, serta kekhawatiran ibu mengenai perubahan payudara setelah menyusui. Faktor sosial budaya, kurangnya dukungan keluarga dan lingkungan dalam proses menyusui juga sangat berpengaruh terhadap proses pemberian ASI. Kurangnya pendidikan kesehatan mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan  produksi ASI turut mempengaruhi pengetahuan ibu primipara yang dapat menyebabkan kurangnya volume ASI (Budiharjo, 2003; Lubis, 2010, hlm. 35).
Tidak semua ibu postpartum langsung mengeluarkan ASI karena pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin. Pengeluaran hormon oksitosin selain dipengaruh oleh isapan bayi juga dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada sistem duktus, bila duktus melebar atau menjadi lunak maka secara  reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk memeras air susu dari alveoli (Soetjiningsih, 2004, hlm. 32), oleh karena itu perlu adanya upaya mengeluarkan ASI untuk beberapa ibu postpartum.
Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu produksi dan pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Hormon oksitosin akan keluar melalui rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang belakang ibu bayi, dengan dilakukan pijatan pada tulang belakang ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai bayinya, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar (WBW, 2007, hlm. 39).
Pijatan atau rangsangan pada tulang belakang, neurotransmitter akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hypothalamus di hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya. Pijatan di daerah tulang belakang ini juga akan merileksasi ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan begitu hormon oksitosoin keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu, dibantu dengan isapan bayi pada puting susu pada saat segera setelah bayi lahir dengan keadaan bayi normal (Guyton, 2007, hlm. 45).
Pijat merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003; Indiyani, 2006; Yohmi & Roesli, 2009). Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar.  Penelitian yang dilakukan oleh Eko (2011) menunjukkan bahwa kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin dapat meningkatkan produksi ASI.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kartasura diketahui bahwa 6 dari 10 ibu kebingungan ketika bayi mereka menangis sedangkan ASI yang keluar belum lancar. Mereka masih tampak canggung dalam posisi menyusui. Mereka sempat bertanya mengenai cara agar ASInya banyak. Ibu-ibu tersebut memiliki keinginan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka. Informasi juga didapatkan dari petugas yang mengatakan bahwa sekitar 30% ibu mengeluh bahwa produksi ASI nya kurang lancar.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pijat ASI terhadap Jumlah ASI pada Ibu Menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah pijat ASI berpengaruh terhadap jumlah ASI pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo”?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat ASI terhadap jumlah ASI pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui gambaran pelaksanaan pijat ASI kelompok perlakuan pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
b.      Mengetahui gambaran jumlah ASI kelompok perlakuan pada ibu menyususi di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
c.       Mengetahui gambaran pelaksanaan Breast Care pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
d.      Mengetahui gambaran jumlah ASI kelompok Breast Care pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
e.       Mengetahui analisis pengaruh pijat ASI terhadap jumlah ASI pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
f.        Mengetahui analisis pengaruh Breast Care terhadap jumlah ASI pada ibu menyusui di Posyandu puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Ilmu Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi  salah satu contoh intervensi mandiri tenaga medis dalam penatalaksanaan untuk merangsang produksi ASI pada ibu  dengan  menggunakan pijat.
2.      Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan khususnya dalam
bidang bidang penelitian serta memberi bahan masukan dan perbandingan
bagi penelitian lanjut yang serupa. Penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan data baru yang relevan terkait dengan pijat ASI terhadap produksi ASI pada ibu, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang produksi ASI pada ibu dan penggunaan pijat ASI.

3.      Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada tenaga kesehatan atau instansi kesehatan lainnya sebagai salah satu bekal dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya produksi ASI pada ibu dengan memberikan pijat ASI.
4.      Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam upaya peningkatan produksi ASI serta dapat menginformasikan dampak dari kegagalan proses menyusui, sehingga dapat diupayakan pemijatan ASI terhadap peningkatan produksi ASI.
E.     Originalitas Penelitian
Beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya antara lain adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

No
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Metodologi
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
1.
Rizka Yulianti Rahayu dan Sari Sudarmiati (2012)
Pengetahuan ibu primipara tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI
Variabel independen: pengetahuan, nutrisi, istirahat tidur, penggunaan kontrasepsi, pijat oksitosin dan teknik menyusui.
Variabel dependen: produksi ASI
Cross Sectional
Pengetahuan ibu primipara pada faktor
frekuensi menyusui 60% baik.  Pengetahuan ibu primipara pada faktor nutrisi
71,67% baik.  Pengetahuan ibu
primipara pada faktor psikologis 63,33% baik. Pengetahuan ibu primipara pada
faktor istirahat dan tidur 83,33% baik.  Pengetahuan ibu
primipara pada faktor perawatan payudara 88,33% baik.  Pengetahuan ibu primipara pada faktor pijat oksitosin 40% baik.  Pengetahuan ibu primipara tentang alat
kontrasepsi 25% baik dan Pengetahuan ibu primipara tentang teknik
menyusui 61,67% baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Rizka Yulianti Rahayu dan Sari Sudarmiati (2012) lebih cenderung meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI seperti faktor pengetahuan, nutrisi, istirahat tidur, penggunaan kontrasepsi, pijat oksitosin dan teknik menyusui. Sedangkan dalam penelitian ini hanya mengambil satu faktor yaitu pijat ASI sebagai faktor yang mempengaruhi jumlah ASI.


2.
Siti Nur Endah dan Imas Masdinarsah (2011)
Pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran kolostrum pada ibu post partum di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung tahun 2011
Variabel independen: pijat oksitosin.
Variabel dependen: lama waktu pengeluaran kolostrum dan jumlah produksi kolostrum
Cross Sectional
Waktu pengeluaran kolostrum kelompok perlakuan rata–rata 5,8 jam, sedangkan lama waktu kelompok kontrol adalah rata–rata 5,89 jam. Jumlah kolostrum yang dikeluarkan kelompok
perlakuan rata – rata 5,333 cc  sedangkan kelompok kontrol  adalah rata–rata 0,0289 cc.  Pijat oksitosin
berpengaruh terhadap jumlah produksi kolostrum dengan Pvalue 0,009, dan pijat oksitosin tidak
berpengaruh terhadap lama waktu pengeluaran kolostrum ibu post partum dengan Pvalue 0,939
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Endah dan Imas Masdinarsah (2011) berusaha untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap lama waktu pengeluaran kolostrum dan jumlah produksi kolostrum, sementara pada penelitian ini penulis mencoba untuk melakukan penelitian tentang peningkatan jumlah produksi ASI dengan menggunakan pijat ASI.
3.
Maliha Amin, Rehana dan Herawati Jaya (2011)
Efektivitas massase rolling (punggung) terhadap produksi ASI pada ibu Post Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2011
Variabel independen: massase rolling.
Variabel dependen: produksi ASI
Cross Sectional
Hasil  penelitian  di
dapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI ibu post SC sebelum dilakukan massage rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi,   dengan  p value = 0,084, Ada perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI ibu post SC sesudah dilakukan massage rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi, dengan p value = 0,001, Ada
perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest pada kelompok kontrol dengan value = 0,001.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Maliha Amin, Rehana dan Herawati Jaya (2011) menggunakan metode massase rolling (punggung) sebagai upaya meningkatkan produksi ASI pada ibu Post Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2011, sedangkan dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam meningkatkan jumlah ASI adalah pijat ASI.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar