BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perempuan merupakan salah satu makhuk yang mendapat anugrah dari Tuhan Yang
Maha Esa untuk dapat mengandung, melahirkan dan menyusui. Kodrat yang diberikan
kepada perempuan ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yakni
rahim dan semua bagiannya, untuk tempat
tumbuh kembang janin selama di dalam kandungan, dan payudara untuk dapat
menyusui anak ketika ia sudah dilahirkan, artinya semua perempuan berpotensi
untuk menyusui anaknya, sama dengan
potensinya untuk dapat mengandung dan melahirkan (Perinasia, 2010, hlm. 76).
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
persalinan (periode antenatal), pada masa post partum dini dan masa post
partum lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus.
Selain itu ibu sering benar mengeluhkan bayinya sering menangis atau menolak
menyusu. Sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup atau ASI nya tidak enak,
sehingga sering menyebabkan diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui
(Maliha, dkk, 2011, hlm. 87).
Menyusui memberi anak awal terbaik dalam hidupnya. Diperkirakan lebih dari
satu juta anak meninggal tiap tahun akibat diare, penyakit saluran napas dan
infeksi lainnya karena mereka tidak disusui secara memadai. Ada lebih banyak
lagi anak yang menderita penyakit yang tidak perlu diderita jika mereka
disusui. Menyusui juga membantu melindungi kesehatan ibu (Perinasia, 2007, hlm.
81).
Air susu ibu bisa mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas generasi muda bangsa, setiap bayi yang diberi ASI
akan mempunyai kekebalan alami terhadap penyakit karena ASI banyak mengandung
antibodi, zat kekebalan aktif yang akan melawan masuknya infeksi ke dalam tubuh
bayi. Saat ini sekitar 40 % kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi, dengan
pemberian ASI akan mengurangi 22 % kematian
bayi dibawah 28 hari, dengan demikian kematian bayi dan balita dapat dicegah
melalui pemberian ASI Eklslusif secara dini dari sejak bayi dilahirkan di awal
kehidupannya (Roesli, 2007, hlm. 45).
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) angka
kematian bayi (AKB) juga masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu
hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI,
2012). Kemenkes RI mengungkapkan
penyebab kematian bayi di Indonesia, antara lain bayi berat lahir rendah (29%),
asfiksia (27%), tetanus dan infeksi (15%), masalah pemberian minum (10%),
masalah hematologi (6%), diare serta pneumonia (13%) (Depkes RI, 2008).
Besarnya manfaat ASI tidak diimbangi oleh peningkatan perilaku pemberian
ASI sehingga bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik. Beberapa faktor diduga
menjadi penyebab bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik salah satunya adalah
faktor pengetahuan ibu.Keengganan ibu untuk menyusui karena rasa sakit saat
menyusui, kelelahan saat menyusui, serta kekhawatiran ibu mengenai perubahan
payudara setelah menyusui. Faktor sosial budaya, kurangnya dukungan keluarga
dan lingkungan dalam proses menyusui juga sangat berpengaruh terhadap proses
pemberian ASI. Kurangnya pendidikan kesehatan mengenai faktor-faktor yang dapat
meningkatkan produksi ASI turut
mempengaruhi pengetahuan ibu primipara yang dapat menyebabkan kurangnya volume
ASI (Budiharjo, 2003; Lubis, 2010, hlm. 35).
Tidak semua ibu postpartum langsung mengeluarkan ASI karena pengeluaran ASI
merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf
dan bermacam-macam hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin.
Pengeluaran hormon oksitosin selain dipengaruh oleh isapan bayi juga
dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada sistem duktus, bila duktus melebar
atau menjadi lunak maka secara
reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofise yang berperan untuk
memeras air susu dari alveoli (Soetjiningsih, 2004, hlm. 32), oleh karena itu
perlu adanya upaya mengeluarkan ASI untuk beberapa ibu postpartum.
Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu produksi dan
pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin sedangkan
pengeluaran dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Hormon oksitosin
akan keluar melalui rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau
melalui pijatan pada tulang belakang ibu bayi, dengan dilakukan pijatan pada
tulang belakang ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri
dan mencintai bayinya, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI
pun cepat keluar (WBW, 2007, hlm. 39).
Pijatan atau rangsangan pada tulang belakang, neurotransmitter akan
merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hypothalamus
di hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga
menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya. Pijatan di daerah tulang
belakang ini juga akan merileksasi ketegangan dan menghilangkan stress dan
dengan begitu hormon oksitosoin keluar dan akan membantu pengeluaran air
susu ibu, dibantu dengan isapan bayi pada puting susu pada saat segera setelah
bayi lahir dengan keadaan bayi normal (Guyton, 2007, hlm. 45).
Pijat merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi
ASI. Pijat adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae)
sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon
prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003;
Indiyani, 2006; Yohmi & Roesli, 2009). Pijatan ini berfungsi untuk
meningkatkan hormon oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI
pun otomatis keluar. Penelitian yang
dilakukan oleh Eko (2011) menunjukkan bahwa kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin
dapat meningkatkan produksi ASI.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kartasura diketahui
bahwa 6 dari 10 ibu kebingungan ketika bayi mereka menangis sedangkan ASI yang
keluar belum lancar. Mereka masih tampak canggung dalam posisi menyusui. Mereka
sempat bertanya mengenai cara agar ASInya banyak. Ibu-ibu tersebut memiliki
keinginan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka. Informasi juga
didapatkan dari petugas yang mengatakan bahwa sekitar 30% ibu mengeluh bahwa
produksi ASI nya kurang lancar.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Pijat ASI terhadap Jumlah ASI pada Ibu Menyusui di
Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah pijat ASI berpengaruh
terhadap jumlah ASI pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo”?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat ASI
terhadap jumlah ASI pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten
Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pelaksanaan pijat ASI kelompok perlakuan pada ibu
menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
b. Mengetahui gambaran jumlah ASI kelompok perlakuan pada ibu menyususi di
Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
c. Mengetahui gambaran pelaksanaan Breast Care pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
d. Mengetahui gambaran jumlah ASI kelompok Breast Care pada ibu menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
e. Mengetahui analisis pengaruh pijat ASI terhadap jumlah ASI pada ibu
menyusui di Posyandu Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
f.
Mengetahui analisis pengaruh Breast Care terhadap jumlah ASI pada ibu
menyusui di Posyandu puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu contoh intervensi mandiri tenaga
medis dalam penatalaksanaan untuk merangsang produksi ASI pada ibu dengan
menggunakan pijat.
2. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan khususnya dalam
bidang bidang penelitian serta memberi bahan masukan dan perbandingan
bagi penelitian lanjut yang serupa. Penelitian diharapkan dapat memberikan
tambahan data baru yang relevan terkait dengan pijat ASI terhadap produksi ASI
pada ibu, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang produksi ASI
pada ibu dan penggunaan pijat ASI.
3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada tenaga
kesehatan atau instansi kesehatan lainnya sebagai salah satu bekal dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya produksi ASI pada ibu dengan
memberikan pijat ASI.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam upaya
peningkatan produksi ASI serta dapat menginformasikan dampak dari kegagalan
proses menyusui, sehingga dapat diupayakan pemijatan ASI terhadap peningkatan
produksi ASI.
E. Originalitas Penelitian
Beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya antara lain
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
No
|
Peneliti
|
Judul
Penelitian
|
Variabel
|
Metodologi
|
Hasil
Penelitian
|
Perbedaan
Penelitian
|
1.
|
Rizka Yulianti Rahayu dan Sari Sudarmiati
(2012)
|
Pengetahuan ibu primipara tentang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI
|
Variabel independen: pengetahuan, nutrisi, istirahat tidur, penggunaan kontrasepsi, pijat
oksitosin dan teknik menyusui.
Variabel dependen: produksi ASI
|
Cross Sectional
|
Pengetahuan ibu primipara pada faktor
frekuensi menyusui 60% baik. Pengetahuan ibu primipara pada faktor
nutrisi
71,67% baik.
Pengetahuan ibu
primipara pada faktor psikologis 63,33%
baik. Pengetahuan ibu primipara pada
faktor istirahat dan tidur 83,33% baik. Pengetahuan ibu
primipara pada faktor perawatan payudara
88,33% baik. Pengetahuan ibu primipara
pada faktor pijat oksitosin 40% baik.
Pengetahuan ibu primipara tentang alat
kontrasepsi 25% baik dan Pengetahuan ibu
primipara tentang teknik
menyusui 61,67% baik.
|
Penelitian yang dilakukan oleh Rizka
Yulianti Rahayu dan Sari Sudarmiati (2012) lebih cenderung meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI seperti faktor pengetahuan,
nutrisi, istirahat tidur, penggunaan kontrasepsi, pijat oksitosin dan teknik
menyusui. Sedangkan dalam penelitian ini hanya mengambil satu faktor yaitu
pijat ASI sebagai faktor yang mempengaruhi jumlah ASI.
|
2.
|
Siti Nur Endah dan Imas Masdinarsah (2011)
|
Pengaruh pijat oksitosin terhadap
pengeluaran kolostrum pada ibu post partum di Ruang Kebidanan Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung tahun 2011
|
Variabel independen: pijat oksitosin.
Variabel dependen: lama waktu pengeluaran kolostrum dan jumlah produksi kolostrum
|
Cross Sectional
|
Waktu pengeluaran kolostrum kelompok
perlakuan rata–rata 5,8 jam, sedangkan lama waktu kelompok kontrol adalah
rata–rata 5,89 jam. Jumlah kolostrum yang dikeluarkan kelompok
perlakuan rata – rata 5,333 cc sedangkan kelompok kontrol adalah rata–rata 0,0289 cc. Pijat oksitosin
berpengaruh terhadap jumlah produksi
kolostrum dengan Pvalue 0,009, dan pijat oksitosin tidak
berpengaruh terhadap lama waktu pengeluaran
kolostrum ibu post partum dengan Pvalue 0,939
|
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur
Endah dan Imas Masdinarsah (2011) berusaha untuk mengetahui pengaruh pijat
oksitosin terhadap lama waktu pengeluaran kolostrum dan jumlah produksi
kolostrum, sementara pada penelitian ini penulis mencoba untuk melakukan
penelitian tentang peningkatan jumlah produksi ASI dengan menggunakan pijat
ASI.
|
3.
|
Maliha Amin, Rehana dan Herawati Jaya (2011)
|
Efektivitas massase rolling
(punggung) terhadap produksi ASI pada ibu Post Operasi Sectio Caesarea
di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2011
|
Variabel independen: massase rolling.
Variabel dependen: produksi ASI
|
Cross Sectional
|
Hasil
penelitian di
dapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan
rata-rata produksi ASI ibu post SC sebelum dilakukan massage rolling
(punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi, dengan
p value = 0,084, Ada perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI
ibu post SC sesudah dilakukan massage rolling (punggung) pada kelompok
kontrol dan intervensi, dengan p value = 0,001, Ada
perbedaan yang signifikan antara pretest dan
posttest pada kelompok kontrol dengan value = 0,001.
|
Pada penelitian yang dilakukan oleh Maliha
Amin, Rehana dan Herawati Jaya (2011) menggunakan metode massase rolling
(punggung) sebagai upaya meningkatkan produksi ASI pada ibu Post Operasi
Sectio Caesarea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2011,
sedangkan dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam meningkatkan
jumlah ASI adalah pijat ASI.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar